Jumat, 11 Februari 2011

Soal UAN Ekonomi SMA

http://www.scribd.com/doc/48671479
http://www.scribd.com/doc/48671704

BIAYA ( COST )

ü Biaya adalah Segala  sesuatu yang kita keluarkan  atau  kita korbankan  untuk memperoleh  sesuatu.
ü Biaya  dapat  berupa uang ( biaya langsung ) atau  hal  lain yang  tidak berkaitan  langsung  dengan  uang.
ü Biaya sehari-hari adalah Biaya  yang  dikeluarkan  secara  rutin untuk memenuhi  kebutuhan  hidup  manusia yang  vital. Biasanya  merupakan  biaya  langsung dan biasa disebut biaya eksplisit.
Ciri  khas  biaya  sehari – hari :
1.   Merupakan prioritas pengeluaran.
2.   Harus tetap dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa ditunda.
3.   Jika diperlukan dapat mengorbankan kepentingan yang lain.

ü BIAYA  PELUANG ( OPPORTUNITY  COST ) adalah pengorbanan yang dilakukan  seseorang  karena mengambil  suatu  pilihan.biaya ini biasanya disebut biaya implisit.
Biaya  peluang  tidak  harus  berupa uang. Tetapi dapat  berupa  waktu,  kesenangan,  pergaulan, pengalaman, ilmu pengetahuan  dan  sebagainya.
Perhitungan  biaya peluang  setiap orang  berbeda, tergantung  pada  kondisi dan situasi  yang dihadapi orang  tersebut.
Contoh : ketika  kamu memilih  untuk belajar, maka kamu akan  mengorbankan  waktumu  yang dapat digunakan  untuk  menonton televise
Ciri  Khas  Biaya  Peluang:
  1. Perhitungan  biaya  peluang  tidak  selalu berhubungan  dengan  uang.  Bisa  berupa waktu,  kesenangan,  keuntungan  dimasa depan  dan  lain - lain.
  2. Memiliki  banyak  kemungkinan  penggunaan.
  3. Pengambilan  keputusan  biaya  peluang tergantung  pada  tujuan  dan  situasi individu.

ü  Biaya implisit + biaya eksplisit = Biaya sesungguhnya (genuine cost).
ü  Biaya eksplisit perusahaan : pembayaran tunai untuk membayar sumber daya yg dibeli di “pasar sumber daya”.
Laba akutansi : pendapatan +–biaya eksplisit.
Laba ekonomi : pendapatan + biaya eksplisit & implisit.
ü  Perbedaan biaya sehari-hari & biaya peluang :
Biaya sehari-hari : tidak mengorbankan kegiatan lain, tidak menghitung kerugian, muncul dari kegiatan yg dilakukan.
Biaya peluang :mengorbankan kegiatan lain, menghitung untung & rugi, muncul dari kegiatan yg tidak dilakukan.




KEBUTUHAN


Apa itu kebutuhan?
Kebutuhan adalah  suatu  rasa  yang  timbul  secara  alamiah  dalam diri manusia  untuk  memenuhi  segala sesuatu  yang  diperlukan  dalam kehidupannya
Apa perbedaan antara kebutuhan dan keinginan?
Jika kebutuhan adalah hal yang sangat kita butuhkan dan tanpanya, aktivitas hidup kita akan terganggu bahkan mungkin kita tidak akan bisa hidup.
Jika keinginan sesuatu yang apabila tidak kita penuhi, kita masih tetap bias bertahan hidup.
Apa saja macam-macam kebutuhan?
a.    Berdasarkan intensitasnya/urgensinya
1)   Kebutuhan primer ex: sandang,pangan,papan
2)   Kebutuhan skunder ex: mobil, televisi.
b.   Berdasarkan sifatnya
1)   Kebutuhan jasmani
 Kebutuhan manusia yang berhubungan dengan fisik atau jasmani . ex: olahraga, makan minum.
2)   Kebutuhan Rohani 
Kebutuhan  manusia  yang berhubungan  dengan  kondisi kejiwaan  dan  moral. Ex: pendidikan, rekreasi,  kebutuhan  membaca buku, majalah, koran, kebutuhan pembinaan  mental  agama  dan budi pekerti, kebutuhan  emosi       ( ungkapan  rasa  senang, sedih, kecewa ).
c.    Berdasarkan waktunya
1)   Kebutuhan sekarang
kebutuhan mendesak yg harus dipenuhi saat ini.
Ex: orang sakit perlu obat untuk sembuh
2)   Kebutuhan yang akan datang
kebutuhan yg sifatnya tidak mendesak & dapat ditunda hingga waktu yg telah ditentukan.
Ex: menabung untuk masa depan
d.   Berdasarkan subyek yang membutuhkan
1)   kebutuhan individual
Kebutuhan yang didasarkan oleh kebutuhan pribadi. Masing-masing individu mempunyai kebutuhan yang berbeda.
Ex: petani membutuhkan cangkul, murid membutuhkan buku.
2)   Kebutuhan kolektif/masyarakat
Kebutuhan barang & jasa yg digunakan oleh orang banyak
Ex: telpon umum, rumah skait, halte.
e.   Berdasarkan wujudnya
1)      Material : kebutuhanyang dapat dilihat secara nyata, ex: roti, pisau, rumah.
2)      Inmaterial: Kebutuhan  manusia  yang  tidak berwujud atau  tidak dapat dilihat ex:menonton film, mendengarkan  musik, menyanyi

Apa saja Faktor yang mempengaruhi kebutuhan?
1.  Faktor Budaya dan Istiadat
Perbedaan adat istiadat menimbulkan pola perilaku yang berbeda sehingga muncul berbagai kebutuhan sesuai adat istiadat masyarakat yang bersangkutan. Contoh : pada hari raya lebaran banyak tersedia opor dan ketupat, hari raya Imlek tersedia kue keranjang.
2.  Faktor Agama dan kepercayaan
Agama  dan  kepercayaan  yang  dianut oleh  seseorang  membawa  kebutuhan yang  berbeda-beda.Contoh : umat  Islam  membutuhkan perangkat  khusus  ( mukena,  sajadah )  untuk  beribadah,  sedangkan  umat Nasrani  membutuhkan  rosario.
3.  Faktor Pendidikan
Tingkatan pendidikan yang dimiliki seseorang mempengaruhi keragaman kebutuhan. Contoh : anak SD memiliki kebutuhan yang berbeda dengan mahasiswa.
4.  Faktor Pekerjan
Jenis  pekerjaan  mempengaruhi keragaman  kebutuhan  manusia. Contoh : kebutuhan  seorang  guru lebih  dekat dengan  alat tulis, dokter membutuhkan  alat  kesehatan.
5.  Faktor Usia
Usia  seseorang  mempengaruhi keragaman  kebutuhan. Contoh : orang  muda membutuhkan  pakaian  yang gaya,  anak  balita  membutuhkan susu  formula.



Kamis, 10 Februari 2011

Faktor-faktor yang mendorong meningkatnya peranan dari lembaga keuangan


Faktor-faktor yang mendorong meningkatnya peranan dari lembaga keuangan
  a. Peningkatan pendapatan masyarakat.
Seseorang dalam pengalokasian pendapatannya digunakan untuk saving atau konsumsi. Jika pendapatan masyarakat meningkat, memungkinkan saving yang dilakukan juga akan meningkat, maka disini peranan lembaga keuangan sangat diperlukan. Besarnya peningkatan pendapatan masyarakat kelas menengah Keluarga dan individu dengan pendapatan yang cukup terutarna dan kalangan menengah memiliki sejumlah bagian pendapatan untuk ditabung setiap tahunnya. Lembaga keuangan menyediakan sarana yang menguntungkan untuk tabungan mereka.
b.      Perkembangan teknologi dan industry
Pesatnya perkembangan industri dan teknologi : Lembaga keuangan telah memperlihatkan dan merniliki kemampuan untuk memenuhi sernua kebutuhan modal alan dana sektor industri yang hiasanya dalain jumlah besar yang bersumber dan para penabung.
c.       Kebutuhan variasi satuan nilai (denominasi) instrument keuangan yang besar.
Besarnya denominasi instrumen keuangan menyebabkan sulitnya penabung kecil memperoleh akses. Ada beberapa jenis surat berharga yang menarik dan pinjaman di pasar uang tidak dapat dimasuki atau diperoleh penabung kecil akibat denominasinya yang demikian besar. Namun demikian dengan menghimpun dana dan banyak penabung, lembaga keuangan dapat memberikan kesempatan bagi penabung kecil untuk memperoleh instrumen keuangan yang menarik tersebut.
d.      Skala ekonomi
Skala ekonomi dan ruang lingkup dalam produksi dan distribusi jasa-jasa keuangan Dengan mengkombinasikan sumber-sumber dalam memproduksi herbagai jenis jasa-jasa keuangan dalam jumlah besar, maka biaya jasa per unit dapat ditekan serendah mungkin, yang memberikan lembaga keuangan suatu keunggulan kompetitif (competitif advantage) terhadap pihak-pihak lain yang menawarkan jasa keuangan.

e.       Kebutuhan jasa-jasa likiuditas dari unit usaha
Lembaga keuangan menjual jasa-jasa likuiditas yang unik, mengurangi biaya likuiditas bagi nasahahnya. Ketidakpastian arus kas unit usaha perusahaan dan individu-individu, akan membahayakan kondisi mereka bila tidak dalam keadaan likuid saat kas sangat dibutuhkan, sehingga dapat dikenakan denda (penalty cost). Untuk inernenuhi kebutuhan tersebut lembaga keuangan menjual jasa-jasa likuiditas, misalnya deposito.

f.       Keuntungan jangka panjang pada lembaga keuangan (adanya spread)
Keuntungan jangka panjang Lembaga keuangan dapat memperoleh sumber dana atau meminjam uang dan penabung dengan tingkat bunga yang relatif lebih rendah kernudian meminjamkannya dengan tingkat hunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang Iebih panjang kepada nasahah debitur, Keuntimgan atau spread antara biaya dana di satu pihak dan tingkat bunga kredit cenderung bergerak bersamaan, naik atau turun.

g.      Resiko lebih kecil karena ada prudential regulation.
Risko yang lebih kecil: Pengawasan dan pengattiran pemerintah dan adanya program asuransi menyebabkan risiko atas simpanan pada lembaga keuangan menjadi lcbih kecil dan investasi lain.


fungsi intermediasi dari lembaga keuangan

      Lembaga keuangan mempunyai fungsi intermediasi karena fungsi pokoknya melakukan intermediasi antara unit deficit dan unit surplus. Lembaga keuangan pada dasarnya mempunyai fungsi mentransfer dana (lenders) kepada peminjam (borrowers) atau unit deficit. Dana tersebut dialokasikan dengan negosiasi antara pemilik dana dengan pemakai melalui pasar uang dan modal. Produk yang ditransaksikan dapat berupa sekuritas primer (saham, obligasi, promes dan sebagainya) serta liquiditas skunder (giro, tabungan, deposito, polis, program pensiunan, saham, dan sebagainya). Sekuritas sekunder diterbitkan oleh bank dan lembaga keuangan bukan bank untuk ditawarkan pada unit surplus. Unit surplus akan menerima pendapatan. Dana yang dihimpun dari unit surplus disalurkan kembali oleh lembaga keuangan bank dan bukan bank kepada unti deficit. Unit deficit membayar biaya bunga kepada bank atau lembaga bukan bank.
Peran lembaga keuangan:
a.       Sebagai lembaga yang menawarkan berbagai jenis surat berharga menurut besar/kecilnya atau jangka waktunya.
b.      Bagi para peminjam dana (investor), lembaga keuangan adalah sebagai lembaga yang dapat memberikan pinjaman dalam jumlah yang besar  serta dalam jangka waktu yang relative lama (peran asset transmutation).
c.       Sebagai lembaga yang dapat memberikan analisa investasi dan pasar yang sangat diperlukan dalam rangka menanamkan modalnya.

INKASO (PRODUK PERBANKAN)

      Inkaso adalah pemberian kuasa pada bank oleh nasabah (baik perusahaan maupun perorangan) untuk melakukan penagihan terhadap surat-surat berharga (baik yang berdokumen maupun yang tidak berdokumen) yang harus dibayar setelah pihak yang bersangkutan (pembayar atau tertarik) berada ditempat lain (dalam atau luar negeri) menyetujui pembayarannya
       Adapun mekanisme dapat dilihat di bawah ini:

INSTRUMEN-INSTRUMEN UNTUK MENYEIMBANGKAN JUB

Bank Indonesia mempunyai instrumen-instrumen untuk menyeimbangkan uang yang beredar di masyarakat (JUB) instrumen mana saja yang lebih tepat dan bagaimana mekanismenya??
Pemerintah dalam mengatur perekonomian, mempunyai beberapa kebijakan. Dan salah satunya yaitu melalui kebijakan Moneter. kebijakan ini lebih tepatnya diserahkan kepada Bank Indonesia. Bank indonesia sebagai badan yang independent yang bertugas mengatur moneter. Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1.      Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
2.      Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Hal ini disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policu)

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
  1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
    Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
  2. Politik Diskonto (Discount Rate)
    Politik diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
  3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
    Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.
    Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
  4. Himbauan moral
    Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Menurut saya, tidak ada instrument moneter yang bisa dikatakan paling tepat dalam mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Semua instrumen diatas akan efektif jika kita melihat kondisi suatu perekonomian terdahulu. Kita melihat masalah yang telah dihadapi pada saat itu. Namun kadang kebijakan yang diambilpun kadang masih belum benar-benar tepat, hal ini perlu adanya diikuti kebijakan lainya.
 Salah satu contohnya pada saat terjadi inflasi, karena jumlah yang beredar naik, maka harga barang-barang akan naik juga. Maka apabila bank Indonesia ingin menaikkan jumlah uang beredar melalui kebijakan politik diskonto, yaitu menaikkan suku bunga. Maka akibat dari kebijakan itu diharapkan para kreditur atau masyarakat menabungkan uangnya. Yang akhirnya menurunkan jumlah uang yang beredar. Namun disisi lain, masyarakat meskipun suku bunga naik, masyarakat masih enggan untuk menabung karena beranggapan bahwa barang akan naik. Maka masyarakat tidak tertarik untuk menabungkan uangnya, mereka lebih tertarik untuk menyimpan, agar seumpama harga naik, mereka masih mempunyai uang untuk dibelanjakan. Maka disini terjadi ketidakefektifan dari kebijakan bank indonesia dalam menaikkan suku bunga.