Kamis, 10 Februari 2011

INSTRUMEN-INSTRUMEN UNTUK MENYEIMBANGKAN JUB

Bank Indonesia mempunyai instrumen-instrumen untuk menyeimbangkan uang yang beredar di masyarakat (JUB) instrumen mana saja yang lebih tepat dan bagaimana mekanismenya??
Pemerintah dalam mengatur perekonomian, mempunyai beberapa kebijakan. Dan salah satunya yaitu melalui kebijakan Moneter. kebijakan ini lebih tepatnya diserahkan kepada Bank Indonesia. Bank indonesia sebagai badan yang independent yang bertugas mengatur moneter. Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1.      Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
2.      Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Hal ini disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policu)

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
  1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
    Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
  2. Politik Diskonto (Discount Rate)
    Politik diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
  3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
    Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.
    Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
  4. Himbauan moral
    Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Menurut saya, tidak ada instrument moneter yang bisa dikatakan paling tepat dalam mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Semua instrumen diatas akan efektif jika kita melihat kondisi suatu perekonomian terdahulu. Kita melihat masalah yang telah dihadapi pada saat itu. Namun kadang kebijakan yang diambilpun kadang masih belum benar-benar tepat, hal ini perlu adanya diikuti kebijakan lainya.
 Salah satu contohnya pada saat terjadi inflasi, karena jumlah yang beredar naik, maka harga barang-barang akan naik juga. Maka apabila bank Indonesia ingin menaikkan jumlah uang beredar melalui kebijakan politik diskonto, yaitu menaikkan suku bunga. Maka akibat dari kebijakan itu diharapkan para kreditur atau masyarakat menabungkan uangnya. Yang akhirnya menurunkan jumlah uang yang beredar. Namun disisi lain, masyarakat meskipun suku bunga naik, masyarakat masih enggan untuk menabung karena beranggapan bahwa barang akan naik. Maka masyarakat tidak tertarik untuk menabungkan uangnya, mereka lebih tertarik untuk menyimpan, agar seumpama harga naik, mereka masih mempunyai uang untuk dibelanjakan. Maka disini terjadi ketidakefektifan dari kebijakan bank indonesia dalam menaikkan suku bunga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar